Agribisnis UIN Jakarta dan CIPS Adakan Talkshow, Bahas Transisi Sistem Agropangan Berkelanjutan
Seminar talkshow bertajuk "Bisakah Keterbukaan Pasar Membantu Transisi ke Sistem Agripangan Berkelanjutan?" yang diselenggarakan oleh HMJ Agribisnis Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan CIPS (Center for Indonesian Policy Studies) menjadi salah satu kegiatan penting yang menyentuh isu strategis dalam dunia agribisnis. Acara ini menghadirkan berbagai narasumber kompeten, mulai dari peneliti, akademisi, hingga perwakilan lembaga pemerintah. Sebagai bagian dari rangkaian program CIPS Learning Hub Goes to Campus, seminar ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi wacana kebijakan agripangan yang relevan dengan perkembangan zaman.
Acara dimulai dengan sambutan dari berbagai pihak, termasuk Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta, yang menyoroti pentingnya sektor agribisnis di tengah perhatian pemerintah terhadap ketahanan pangan dan isu impor beras. Kemudian, sesi presentasi utama yang dibawakan oleh Kepala Penelitian CIPS, Aditya Alta, menyoroti kompleksitas sistem agropangan di Indonesia. Ia menjelaskan tantangan besar yang dihadapi, seperti ketergantungan pada bantuan pemerintah, limbah pangan, kurangnya layanan penyuluhan, hingga persaingan ketahanan pangan dan energi. Dalam presentasinya, ia juga menawarkan solusi jangka panjang, seperti diversifikasi pangan, optimalisasi subsidi langsung, dan investasi pada logistik pascapanen.
Sesi diskusi semakin memperkaya wawasan peserta dengan hadirnya perspektif dari narasumber lain, termasuk dari Koltiva dan dosen UIN Jakarta, yang membahas pentingnya teknologi digital dalam mendukung keberlanjutan pertanian. Mereka juga menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor untuk menyelesaikan tantangan pertanian secara holistik.
Kegiatan ini memberikan dampak positif bagi mahasiswa, terutama dalam mendorong mereka untuk lebih peka terhadap isu kebijakan publik, khususnya yang berkaitan dengan agripangan. Melalui seminar ini, mahasiswa diajak untuk menjadi penggerak perubahan dalam mengawal regulasi pemerintah, tidak hanya sebagai pengamat, tetapi juga sebagai agen transformasi. Dengan pemahaman mendalam tentang kebijakan dan penerapan teknologi digital, mahasiswa diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam menciptakan sistem agropangan yang lebih berkelanjutan di Indonesia.