Imam al-Mas’udi, Pengembara Muslim Ahli Sejarah dan Sains Islam
Saintek Artikel (29/07/2022) Abu al-Hasan Ali ibn al-Husayn ibn Ali al-Mas’ud atau masyhur dengan sapaan Imam al-Mas’udi lahir merupakan keturunan Arab yaitu keturunan Abdullah bin Mas’ud seorang sahabat Nabi Muhammad saw yang lahir pada tahun 283 H atau 895 M di kota Baghdad.
Imam al-Mas’udi adalah seorang pengembara yang menghasilkan puluhan karya dari perjalanannya melampaui banyak negeri. Karena keahliannya dalam bidang geografi, Ia dijuluki sebagai Pilinius dari sastra Arab. Tidak hanya piawai dalam bidang geografi, Ia juga ahli dalam zoologi, geologi, dan ensiklopedi sains Islam.
Siapa yang tahu bahwa Imam al-Mas’udi perumus teori dasar awal dari teori evolusi. Ia juga menyampaikan pandangannya mengenai kincir angin pertama yang mungkin hasil penemuan dari orang Islam. Dalam bukunya yang berjudul Muruj az-Zahab wa Ma’adin al-Jawahir, Ia juga menjelaskan proses terjadinya gempa bumi dan laut mati.
[caption id="attachment_69884" align="alignnone" width="400"] Cover buku Muruj az-Zahab wa Ma’adin al-Jawahir, sumber: id.wikishia.net[/caption]
Muruj az-Zahab wa Ma’adin al-Jawahir merupakan satu dari banyaknya karya Imam al-Mas’udi yang terkenal. Buku ini disusun pada tahun 947 M yang memiliki arti Padang Rumput Emas dan Tambang Batu Permata. Secara garis besar, buku ini fokus pada dua bagian, yaitu sejarah penciptaan alam dan manusia, serta sejarah Islam yang ia kutip juga dari sejarawan terdahulu.
Misi pengembaraan intelektual Imam al-Mas’udi adalah agar dapat belajar serta mendalami sejarah, adat istiadat, kebiasaan, dan gaya hidup di setiap negeri yang disinggahi. Ketika berada di India, Ia juga melakukan penelitian tentang flora dan fauna di tepi laut dekat dengan Bombay. Sampel yang digunakan berupa gajah, burung merak, burung kakatua, jeruk, dan kelapa.
Berlanjut berlayar hingga ke Asia Tenggara, Ia menulis karya besar dengan judul Muruj al-Dhahab yang ditulis di Basrah dalam perlajanan pulang. Dalam buku itu, disebutkan beberapa tempat yang dikunjungi di Asia Tenggara, diantaranya Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Jawa. Ada satu pembahasan menarik dari buku Muruj al-Dhahab, di mana Imam al-Mas’udi menggambarkan suatu kerajaan bernama Sribuza yaitu kerajaan Sriwijaya. Ia menggambarkan bahwa Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar yang kaya raya dengan jumlah pasukan tentara yang sangat banyak. Bahkan, menurutnya kapal tercepat dalam kurun waktu dua thun pun tidak akan cukup untuk menyusuri seluruh pulau tersebut. (Apriatin2019)